MJC mengembangkan konsep eLearning dengan sistem "blended learning", yaitu pola sandwich 1 : 3, dimana setiap bulan 1 minggu tatap muka di MJC dan 3 minggu belajar mandiri serta eLearning dari institusi/tempat kerja masing-masing.
Sebagai pilot project, MJC dikembangkan di Villa Gunung Buring Malang, pada bulan Pebruari akan menerima beasiswa dari Beasiswa Unggulan Jardiknas. Khususnya bagi guru/teknisi lab komputer sekolah se-Malang Raya. Selengkapnya di www.malangjc.org
Friday, January 19, 2007
Thursday, January 11, 2007
Perangkat Lunak Perpustakaan "Athenaeum Light"
Tadi pagi ada teman yang menanyakan tentang software perpustakaan, kadang2 orang langsung menyebut digital library. Sebenarnya ada tiga digital library, satu software adalah untuk administrasi perpustakaan : daftar bibliografi, peminjam buku, report peminjaman dll. Dan satu lagi Digital Library yg biasanya hanya mencantumkan daftar bibliografi dan data buku serta ebook, sehingga bisa diakses secara online. Serta yang menggabungkan keduanya.
Untuk yang pertama, sebut saja Perangkat Lunak Perpustakaan, saat ini cukup banyak, tapi umumnya berbayar, yang opensource saya belum tahu, tapi ada yang freeware yaitu "Athenaeum Light".
Jadi kita bisa memanfaatkan "Athenaeum Light" secara gratis untuk mengelola perpustakaan kita, baik pribadi maupun sekolah. "Athenaeum Light" ini memiliki banyak feature, seperti pencarian buku dan peminjam, pembuatan surat penagihan, report bulanan yang lengkap dengan grafik dll.
"Athenaeum Light" juga ada versi berbayar, yaitu pro-ligth, namun ini berbayar, sedangkan keuntungannya, jumlah data yg direcord jauh lebih banyak.
Lebih lengkap tentang "Athenaeum Light" serta bisa download software, bisa lihat di http://www.sumware.net/sumware.co.nz/athenaeum/index.php
"Athenaeum Light" saat ini banyak digunakan oleh sekolah2 di newzealand, untuk indonesia, bisa lihat pemakaiannya di Perpustakaan Depdiknas Jakarta dll.
Selain itu saat ini sudah ada Komunitas Athenaeum Ligth Indonesia, dengan member lebih 100-an, rencananya akan mengembangkan lagi untuk yang lebih lengkap, webnya bisa dilihat di: http://kali-indonesia.blogspot.com/
juga link ke web yang lain, di sana bisa kita baca: Kata "Athenaeum" diambil dari bahasa Yunani, yang artinya perpustakaan atau reading room. Nama ini digunakan oleh Sumware Consulting, NZ untuk nama produk perangkat lunak "gratisan" yang mereka buat.
Versi Light, adalah versi sederhana dan merupakan potongan dari versi yang lebih lengkap Athenaeum Pro (proprietary). Sekalipun aplikasi ini free dan sekedar potongan perangkat lunak untuk tujuan promosi (strategi marketing), tampaknya fasilitas yang ada sangat menarik untuk dipakai sebagai salah satu otomasi perpustakaan secara sederhana.
Saya sendiri pernah menggunakan software ini, bahkan waktu itu masih versi 5, satu hal yang menarik adalah, adalah kita bisa mengmport data perpustakaan kita, yang mungkin sebelumnya ditulis MS. Excel, selanjutnya tinggal di import. Namun satu hal yang perlu diingat, pastikan komputer yg digunakan sbg server untuk Athenaeun ibi harus yang dilengkap UPS agar bila listrik mati, komputer tidak langsung mati, karena komputer menjalankan database, apabila komputer mati tiba-tiba, databasenya bisa corrupt dan data hilang. Tentu kita tidak menginginkan database yang berisi puluhan ribu data, hilang percuma.
Yang menyenangkan dari Athenaeum adalah kita bisa membuat surat tagihan secara otomatis, serta report bulanan berisi statistik perpustakaan kita disertai grafik yang menarik, dan satu lagi: Software ini Gratis!!
Untuk yang pertama, sebut saja Perangkat Lunak Perpustakaan, saat ini cukup banyak, tapi umumnya berbayar, yang opensource saya belum tahu, tapi ada yang freeware yaitu "Athenaeum Light".
Jadi kita bisa memanfaatkan "Athenaeum Light" secara gratis untuk mengelola perpustakaan kita, baik pribadi maupun sekolah. "Athenaeum Light" ini memiliki banyak feature, seperti pencarian buku dan peminjam, pembuatan surat penagihan, report bulanan yang lengkap dengan grafik dll.
"Athenaeum Light" juga ada versi berbayar, yaitu pro-ligth, namun ini berbayar, sedangkan keuntungannya, jumlah data yg direcord jauh lebih banyak.
Lebih lengkap tentang "Athenaeum Light" serta bisa download software, bisa lihat di http://www.sumware.net/sumware.co.nz/athenaeum/index.php
"Athenaeum Light" saat ini banyak digunakan oleh sekolah2 di newzealand, untuk indonesia, bisa lihat pemakaiannya di Perpustakaan Depdiknas Jakarta dll.
Selain itu saat ini sudah ada Komunitas Athenaeum Ligth Indonesia, dengan member lebih 100-an, rencananya akan mengembangkan lagi untuk yang lebih lengkap, webnya bisa dilihat di: http://kali-indonesia.blogspot.com/
juga link ke web yang lain, di sana bisa kita baca: Kata "Athenaeum" diambil dari bahasa Yunani, yang artinya perpustakaan atau reading room. Nama ini digunakan oleh Sumware Consulting, NZ untuk nama produk perangkat lunak "gratisan" yang mereka buat.
Versi Light, adalah versi sederhana dan merupakan potongan dari versi yang lebih lengkap Athenaeum Pro (proprietary). Sekalipun aplikasi ini free dan sekedar potongan perangkat lunak untuk tujuan promosi (strategi marketing), tampaknya fasilitas yang ada sangat menarik untuk dipakai sebagai salah satu otomasi perpustakaan secara sederhana.
Saya sendiri pernah menggunakan software ini, bahkan waktu itu masih versi 5, satu hal yang menarik adalah, adalah kita bisa mengmport data perpustakaan kita, yang mungkin sebelumnya ditulis MS. Excel, selanjutnya tinggal di import. Namun satu hal yang perlu diingat, pastikan komputer yg digunakan sbg server untuk Athenaeun ibi harus yang dilengkap UPS agar bila listrik mati, komputer tidak langsung mati, karena komputer menjalankan database, apabila komputer mati tiba-tiba, databasenya bisa corrupt dan data hilang. Tentu kita tidak menginginkan database yang berisi puluhan ribu data, hilang percuma.
Yang menyenangkan dari Athenaeum adalah kita bisa membuat surat tagihan secara otomatis, serta report bulanan berisi statistik perpustakaan kita disertai grafik yang menarik, dan satu lagi: Software ini Gratis!!
Tuesday, January 09, 2007
Wordpress Blog Simple dgn berbagai Theme
Menurut Bonk, Blog merupakan salah satu "Learner Empowerment and Individualization of learning", jadi sebaiknya kita memiliki Blog dan murid2 juga memiliki Blog. Cara yang paling mudah melalui www.blogger.com, www.blogsome.com, www.wordpress.org, yahoo blog atau kita bisa search di Google dgn kata kunci "free blog".
Wordpress bisa menjadi pilihan, karena cukup simpel, bisa dapat free hosting atau bisa diinstal di server kita sendiri, sehingga bisa kita customize sendiri.
Pilihan theme atau tampilan juga cukup banyak, hanya memang kita harus download dan install sendiri, salah satu alamat web yang menyediakan theme untuk wordpress adalah
Wordpress juga memiliki feature-feature masa kini, seperti:
* Podcasting with Wordpress
* vBlogging - Video Blogging
* Music Blogging
* moBlogging (Mobile Blogging)
* Using Images
* Photoblogs and Galleries
Blog via email juga bisa dilakukan di Wordpress, juga fasilitas bahasa ada pilihan, termasuk bhs indonesia, bahkan bahasa jawa, yg bisa ditemukan di jawa.lesehan.or.id, disana bisa kita baca: "Sugeng Rawuh dhateng WordPress. Tulisan meniko ateges tulisan sepisanan. Panjenengan saged ngowahi utawi mbusak tulisan meniko, lajeng kantun uthik ing ndonya blog!"
ok ... selamat ber-bog ria
Wordpress bisa menjadi pilihan, karena cukup simpel, bisa dapat free hosting atau bisa diinstal di server kita sendiri, sehingga bisa kita customize sendiri.
Pilihan theme atau tampilan juga cukup banyak, hanya memang kita harus download dan install sendiri, salah satu alamat web yang menyediakan theme untuk wordpress adalah
Wordpress juga memiliki feature-feature masa kini, seperti:
* Podcasting with Wordpress
* vBlogging - Video Blogging
* Music Blogging
* moBlogging (Mobile Blogging)
* Using Images
* Photoblogs and Galleries
Blog via email juga bisa dilakukan di Wordpress, juga fasilitas bahasa ada pilihan, termasuk bhs indonesia, bahkan bahasa jawa, yg bisa ditemukan di jawa.lesehan.or.id, disana bisa kita baca: "Sugeng Rawuh dhateng WordPress. Tulisan meniko ateges tulisan sepisanan. Panjenengan saged ngowahi utawi mbusak tulisan meniko, lajeng kantun uthik ing ndonya blog!"
ok ... selamat ber-bog ria
Friday, January 05, 2007
Hak Paten Blackboard diminta dibatalkan!
Kantor Hak Paten di US, diminta untuk meninjau ulang dan menarik kembali Hak Paten untuk Blakboard (sebuh LCMS Komersil), tepatnya 30 nov yang lalu, The Software Freedom Law Center (SFLC), penyelenggara layanan hukum yang melayani perlindungan Free danOpen Source Software, meminta United States Patent and Trademark Office (USPTO) untuk eninjau ulang dan menarik kembali Hak Paten untuk Blakboard . Jika ini berhasil maka akan membatalkan atas 44 klaim yang diajukan Blackboard.
Blackboard, Inc., maker of web-based software that allows teachers and students to interact outside of the classroom, was awarded the patent on January 17, 2006. The patent, "Internet-based education support system and methods" (U.S. 6988138), grants Blackboard a monopoly on most educational software that differentiates between the roles of teacher and student until the year 2022.
The Software Freedom Law Center filed the re-examination request on behalf of Sakai, Moodle and ATutor, three open source educational software programs. The request cites documents that predate the filing of the Blackboard patent and describe everything claimed in it. For a patent to be valid, it must contain ideas that were original when it was filed.
"In a free society, there is no room for a monopoly on any part of the educational process," said Eben Moglen, Executive Director of SFLC and Professor of Law and Legal History at Columbia University. "We are confident that there is enough prior art for the Patent Office to open, re-examine, and ultimately revoke all of the patent's claims."
The Software Freedom Law Center filed the request for re-examination on November 17. The Patent Office will decide whether to order re-examination of the patent within three months.
About the Blackboard Patent
In July, Blackboard filed a lawsuit against Desire2Learn, a competing educational software maker, alleging infringement of its e-Learning patent. Although Desire2Learn's software is not open source, the open source and educational software communities responded with immediate concern to the possibility of an additional lawsuit that targets them.
"The educational software community has for decades thrived on the open discussion and transmission of ideas," said Joseph Hardin, Sakai Foundation Board Chairman. "We are deeply concerned that Blackboard's broad patent will stifle innovation in our community."
"Blackboard's patent is patently unjust, as it covers ideas that were widely known and implemented before it was granted," said Martin Dougiamas, founder of Moodle. "It's part of a disturbing trend of patents that seek to lock up obvious cultural ideas as the property of individuals."
After Blackboard filed the lawsuit against Desire2Learn, volunteers across the Internet found examples of older programs that used ideas claimed by the patent. These volunteers collaborated to make a Wikipedia article on the "History of virtual learning environments," which documents several examples of prior art.
"A patent on an educational concept -- namely the relationship among students, instructors, and administrators -- makes no sense," said Greg Gay, project lead of ATutor. "Such ideas are public and have been practiced for centuries; they are not the result of research and development."
About the Software Freedom Law Center
The Software Freedom Law Center -- chaired by Eben Moglen, one of the world's leading experts on intellectual property law as applied to software -- provides legal representation and other law-related services to protect and advance Free and Open Source Software. The Law Center is dedicated to assisting non-profit open source developers and projects. For criteria on eligibility and to apply for assistance, please contact the Law Center directly or visit the Web at http://www.softwarefreedom.org.
Blackboard, Inc., maker of web-based software that allows teachers and students to interact outside of the classroom, was awarded the patent on January 17, 2006. The patent, "Internet-based education support system and methods" (U.S. 6988138), grants Blackboard a monopoly on most educational software that differentiates between the roles of teacher and student until the year 2022.
The Software Freedom Law Center filed the re-examination request on behalf of Sakai, Moodle and ATutor, three open source educational software programs. The request cites documents that predate the filing of the Blackboard patent and describe everything claimed in it. For a patent to be valid, it must contain ideas that were original when it was filed.
"In a free society, there is no room for a monopoly on any part of the educational process," said Eben Moglen, Executive Director of SFLC and Professor of Law and Legal History at Columbia University. "We are confident that there is enough prior art for the Patent Office to open, re-examine, and ultimately revoke all of the patent's claims."
The Software Freedom Law Center filed the request for re-examination on November 17. The Patent Office will decide whether to order re-examination of the patent within three months.
About the Blackboard Patent
In July, Blackboard filed a lawsuit against Desire2Learn, a competing educational software maker, alleging infringement of its e-Learning patent. Although Desire2Learn's software is not open source, the open source and educational software communities responded with immediate concern to the possibility of an additional lawsuit that targets them.
"The educational software community has for decades thrived on the open discussion and transmission of ideas," said Joseph Hardin, Sakai Foundation Board Chairman. "We are deeply concerned that Blackboard's broad patent will stifle innovation in our community."
"Blackboard's patent is patently unjust, as it covers ideas that were widely known and implemented before it was granted," said Martin Dougiamas, founder of Moodle. "It's part of a disturbing trend of patents that seek to lock up obvious cultural ideas as the property of individuals."
After Blackboard filed the lawsuit against Desire2Learn, volunteers across the Internet found examples of older programs that used ideas claimed by the patent. These volunteers collaborated to make a Wikipedia article on the "History of virtual learning environments," which documents several examples of prior art.
"A patent on an educational concept -- namely the relationship among students, instructors, and administrators -- makes no sense," said Greg Gay, project lead of ATutor. "Such ideas are public and have been practiced for centuries; they are not the result of research and development."
About the Software Freedom Law Center
The Software Freedom Law Center -- chaired by Eben Moglen, one of the world's leading experts on intellectual property law as applied to software -- provides legal representation and other law-related services to protect and advance Free and Open Source Software. The Law Center is dedicated to assisting non-profit open source developers and projects. For criteria on eligibility and to apply for assistance, please contact the Law Center directly or visit the Web at http://www.softwarefreedom.org.
LCMS yang Open Source
Learning Content Management System (LCMS) atau Course/Learning Management System adalah conten management system untuk pengelolaan eLearning. Saat ini banyak tersedia LCMS seperti Blackboard, WebCT, ATutor, Moodle, Sakai dll. Dua yang pertama (BlackBoard & WebCT) berbayar atau software komersil, artinya kita harus membeli software tersebut ataupun membayar fee tahunan dari system yg disediakan.
Padahal sebuah LCMS sangat diperlukan ketika kita mengembangkan eLearning, karena LCMS menyediakan fitur-fitur serta tool untuk mengelola kelas dalam eLearning, seperti untuk Administrasi, Kolaborasi dan Pembelajaran (material, soal, tugas dll). Untuk itu bagi sekolah ataupun institusi pendidikan akan mengembangkan eLearning, bisa memilih sebuah produk LCMS atau membuat sendiri, namun jika banyak pilihan produk, bagi kita di negara berkembang dimana dana menjadi satu pertimbangan, bisa memilih yang berbayar atau free (open source).
Nah saat ini, ada 3 LCMS terkenal dan handal yang free, ada yg berlisensi GPL (Generap Public License), ada yg EPL - Educational Community License (ECL).
Berikut ini sekilas 3 LCMS yang Open License tersebut:
Sakai
The Sakai Foundation adalah korporasi non-profit yang mendukung pengembangan dan distribusi dari Sakai Collaboration and Learning Environment (SAKAI CLE) yang free dan open source. SAKAI CLE memungkinkan pelajaran online, pengajaran, kerja sama/kolaborasi dan riset baik internal maupun masyarakat luar.
The Sakai Foundation terdiri dari komunitas developer, komunitas perguruan tinggi, individu dan perusahaan yang berperan untuk SAKAI CLE, dan mendukung penggunaan di ratusan institusi pendidikan/sekolah, perguruan tinggi kecil hingga universitas di seluruh dunia. Webnya adalah www.sakaiproject.org
Moodle
ATutor
Padahal sebuah LCMS sangat diperlukan ketika kita mengembangkan eLearning, karena LCMS menyediakan fitur-fitur serta tool untuk mengelola kelas dalam eLearning, seperti untuk Administrasi, Kolaborasi dan Pembelajaran (material, soal, tugas dll). Untuk itu bagi sekolah ataupun institusi pendidikan akan mengembangkan eLearning, bisa memilih sebuah produk LCMS atau membuat sendiri, namun jika banyak pilihan produk, bagi kita di negara berkembang dimana dana menjadi satu pertimbangan, bisa memilih yang berbayar atau free (open source).
Nah saat ini, ada 3 LCMS terkenal dan handal yang free, ada yg berlisensi GPL (Generap Public License), ada yg EPL - Educational Community License (ECL).
Berikut ini sekilas 3 LCMS yang Open License tersebut:
Sakai
The Sakai Foundation adalah korporasi non-profit yang mendukung pengembangan dan distribusi dari Sakai Collaboration and Learning Environment (SAKAI CLE) yang free dan open source. SAKAI CLE memungkinkan pelajaran online, pengajaran, kerja sama/kolaborasi dan riset baik internal maupun masyarakat luar.
The Sakai Foundation terdiri dari komunitas developer, komunitas perguruan tinggi, individu dan perusahaan yang berperan untuk SAKAI CLE, dan mendukung penggunaan di ratusan institusi pendidikan/sekolah, perguruan tinggi kecil hingga universitas di seluruh dunia. Webnya adalah www.sakaiproject.org
Moodle
Moodle adalah software open source yang dirancang untuk pembelejaran berbasis Internet, dengan pengembang yang dipimpin oleh pendirinya Martin Dougiamas dan didukung oleh komunitas lebih dari 150.000 pendidik dan pengembang. Saat ini digunakan di 164 negara lebih dari 19.000 sites dalam 75 bahasa. Moodle dipersembahkan untuk menggunakan tool yang meningkatkan kedalaman dan jangkauan pendidikan online, terutama di area dimana perangkat lunak komersi tidak mampu menyediakannya. Info lanjut langsung ke www.moodle.org
ATutor
ATutor adalah Open Source Web-based Learning Content Management System (LCMS) yang dirancang untuk dapat diakses bagi semua yang mungkin menggunakan sistem termasuk mereka yang mempunyai cacat, dan merancang untuk dapat menyesuaikan diri ke kebutuhan intervi para guru individu, serta dapat mengatur sistem kepada kebutuhan pengajaran spesifik mereka. Dengan keikutsertaan dari banyak kelompok di seluruh dunia, ATUTOR sedang dikembangkan dan dimaintenance di University of Toronto's Adaptive Technology Resource Centre salah satu dari kontributor yang terkemuka pada disain inclusif untuk teknologi informasi.
Gimana memilih diantara 3 LCMS tersebut, pertimbangan yang paling mudah adalah kebutuhan sistem/server serta fitur/tool yang disediakan oleh masing2 LCMS. OK, saya akan menulis masing2 LCMS tersebut.
Gimana memilih diantara 3 LCMS tersebut, pertimbangan yang paling mudah adalah kebutuhan sistem/server serta fitur/tool yang disediakan oleh masing2 LCMS. OK, saya akan menulis masing2 LCMS tersebut.
Tuesday, January 02, 2007
Trainingshare.COM
Beberapa waktu lalu saya menerima CD artikel dari Ibu Uce (Poltek Sakti), isinya semua materi dari Dr. Bonk (key Note speaker konferensi internasional eLearning di Bangkok).
Dari beberapa presentasi dan artikel yang saya baca, saya tertarik dengan sebuah link yg ditulisnya, yaitu Trainingshare.com
Saya coba masuk ke Trainingshare.com, saya menemukan berbagai informasi resources bagi trainer maupun instruktur yang bekerja di dunia training baik pendidikan tinggi, pemerintahan, militer maupun perusahaan swasta.
Di bagian Resources, kita dapat menemukan informasi yang berguna bagi online training/workshop, dan berbagai link umum.
Situs ini juga memiliki feature presentasi dan keynote speak dari Dr. Curt Bonk, yang merupakan pemilik trainingshare.com, courseshare.com, dan lebih dari 140 artikel dan buku pada e-Learning.
Presentasi2 yang ada serta dokumen bisa didownload untuk membaca, tentunya seijin penerbit.
Selain situs ini, ada link menarik yaitu surveyshare.com
Dari beberapa presentasi dan artikel yang saya baca, saya tertarik dengan sebuah link yg ditulisnya, yaitu Trainingshare.com
Saya coba masuk ke Trainingshare.com, saya menemukan berbagai informasi resources bagi trainer maupun instruktur yang bekerja di dunia training baik pendidikan tinggi, pemerintahan, militer maupun perusahaan swasta.
Di bagian Resources, kita dapat menemukan informasi yang berguna bagi online training/workshop, dan berbagai link umum.
Situs ini juga memiliki feature presentasi dan keynote speak dari Dr. Curt Bonk, yang merupakan pemilik trainingshare.com, courseshare.com, dan lebih dari 140 artikel dan buku pada e-Learning.
Presentasi2 yang ada serta dokumen bisa didownload untuk membaca, tentunya seijin penerbit.
Selain situs ini, ada link menarik yaitu surveyshare.com
Subscribe to:
Posts (Atom)